Pages

REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS

Sumber: Weblog Komunitas Milis Food Combining di Indonesia

Detoksifikasi - Cara Menghilangkan Racun dalam Darah

Apapun yang kita makan dan minum, khususnya obat farmasi bila sulit diproses, lama kelamaan akan menjadi racun dalam darah. Dampaknya pun cukup hebat, bisa merusak organ penting di dalam tubuh.

MANFAAT DETOKSIFIKASI

Pengusiran racun dalam tubuh tentu saja akan menyehatkan tubuh. Hingga cara ini kerap diterapkan untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit. Penyakit tersebut antara lain : asma, alergi, pilek, flu, bronkitis, asam urat, rematik, kanker stadium dini, insomnia, depresi, stres, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyumbatan pembuluh koroner, penyumbatan pembuluh arteri, obesitas, sariawan, mag, migren, penyakit kulit, serta ketergantungan obat, nikotin, alkohol, dan narkotik.

Namun, para medis sudah siap mengantisipasi hal tersebut. Untuk membuang racun dalam tubuh atau yang dikenal dengan detoksifikasi, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dari yang sifatnya modern hingga alami.

Tujuan dari detoksifikasi adalah untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah, sebagai pembawa oksigen dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan organ di dalam tubuh, sehingga organ tersebut bisa berfungsi kembali sebagaimana adanya setelah terhambat penyalurannya.

Biasanya setelah racun itu dibuang, tubuh akan menjadi lebih segar dan terasa relaks. Bahkan, dalam beberapa kasus penglihatan menjadi lebih terang dan gairah untuk hidup menjadi lebih tinggi

REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS

Selain reaksi-reaksi seperti penyakit,selama detoks tubuh akan memberikan reaksi-reaksi lain yang sering mengejutkan bagi pemula. Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi tersebut tidak sama pada setia orang.

Menurut ahli diet dari Northwestern Memorial Hospital Wellness Institute dan pembicara American Dietetic Association Dawn Jackson-Blatner, terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Saat proses detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi reaksi sehingga bisa timbul reaksi-reaksi, antara lain:

Gejala sakit kepala, mual, kembung, sembelit, pilek, flu, demam ringan, napas bau, gangguan kulit/gatal-gatal, gangguan emosi, serta kedinginan.Kadang disertai perubahan warna air seni. Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang sepanjang hidupnya banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat akan ikut keluar bersama urine dan kotoran (feses) Sering buang angin dengan bau sangat menusuk. Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3 sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi.Keluar banyak kotoran disertai lendir (mukus) yang cukup pekat.

Pada program detoks yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran dari lapisan sel yang paling dalam. Bentuk kotoran yang keluar biasanya lebih pekat dan berwarna mulai dari kehijauan hingga kehitaman seperti ter/aspal cair. Program detoks baru dapat di katakan sempurna jika bentuk kotoran yang keluar sudah normal dan tidak ada lagi kotoran yang bentuknya seperti tersebut.
Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertenu, reaksi ini boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama, ungkap Jackson-Blatner. Tetapi umumnya reaksi di atas baru muncul pada hari ketiga karena hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama mengambil glukosa dari otot hari kedua dari lever. Untuk bisa sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu lebih lama.

Kalau reaksi ini muncul, jangan panik. Detoks tidak perlu dihentikan Kurangi saja aktivitas yang menguras energi, hindari juga berpanas-panas di bawah matahari, minum air putih atau jus sebanyak-banyaknya, atau segera tidur. Biasanya betul tidak tertahankan, baik juga Anda konsultasi ke dokter.

Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta, dr. Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. "Saat tubuh mengalami pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan. Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen tubuh terdiri atas air, ungkapnya. Karena itu, Detoks perlu dilakukan secara bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan untuk mendapatkan hasil terbaik,"tandasnya.

CATATAN PENTING

Cara mengkonsumsi minuman/makanan apa pun tidak boleh terburu-buru. Meskipun bentuknya cair, air dan jus buah tetap harus diteguk pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja. Jadi, tidak ditenggak cepat-cepat, apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru dapat menyebabkan beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan, terlewati. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami pembusukan sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh terjadi dalam usus besar menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah terjadi di usus duabelas jari.

TIP

Sebaiknya tidak mengkonsumsi obat dan suplemen apa pun selama menjalani detoks. Obat dan suplemen bagaimana pun memiliki elemen yang bersifat racun. Sebaiknya tetap berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja seperti jalan kaki, lompat tali atau lompat-lompat kecil di atas trampolin, yoga, taichi, atau chikung. Olahraga berguna melancarkan sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak langsung juga melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh. Boleh melakukan perawatan tubuh seperti pijat, aromaterapi dan luluran (body scrub atau penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).

Gratisan

 
// Bawah ini Script Tulisan tak bisa dicopy paste