Pages

Electronic Gratis Referal

Click here to get your free mobile phone or apple ipod

 
 

BENAR-BENAR GRATIS....? MURNI GRATIS 100% TANPA BASA-BASI...?

Mau blackberry gratis, PS3 gratis, Nintendo wii gratis, ipod gratis, HP gratis, dll SEMUANYA GRATIS?

PS3 GRATIS, IPHONE GRATIS, HDTV GRATIS, XBOX GRATIS, LCD GRATIS DLL
TANPA UANG SEPESERPUN
Mau PS3, IPHONE, HDTV, dan XBOX?
GRATIS...MURNI TANPA EMBEL-EMBEL
TERPENTING ADALAH KEJUJURAN ...


 





SYARAT DAN KETENTUAN ADALAH SBB:

Sebelum Sign Up (lebih baik menggunakan email dari @gmail.com), silahkan memilih barang yang Anda inginkan ! Data anda harus benar dan jujur.Anda diharuskan mengajak teman-teman untuk bergabung dalam link Anda. Bila sudah mencapai kredit yang dibutuhkan sesuai hadiah anda pilih, hadiah akan dikirim!


1 orang = 1 kredit


Contoh : Blackberry 8800 series membutuhkan 28 kredit artinya ajak 28 orang teman anda untuk bergabung melalui refferal id anda


selain blackberry ada Nintendo Wii yang membutuhkan 19 kredit

atau Apple Ipod yang membutuhkan 11 kredit

SELAMAT MENCOBA!

Terapi Kefir


Terapi Kefir untuk menyembuhkan penyakit :

1. Bisul Perut
1liter kefir perhari, selama penyakit itu belum hilang. Pada bukti yang telah dicatat menunjukkan bahwa bisul itu hilang dalam jangka waktu 2 bulan

2. Diabetes
Malam hari 200 ml setelah makan malam, tengah malam 200 ml (pada saat bangun malam), pagi hari 200 ml sebelum sarapan. Lakukan secar rutin selama 2-3 bulan dibarengi dengan olahraga teratur ( jalan kaki 1/2 jam setiap hari) dan cek gula darah secara berkala untuk memonitor tingkat keberhasilan

3. Dekomposisi Jantung
Dekomposisi Jantung yaitu kegagalan jantung untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. 1 liter kefir /hari. Untuk kasus yang parah dianjurkan minum kefir 2 liter/hari

4. Eksim (eczema)
1/2 liter kefir per hari, ditambah dengan menggosokkan kefir di daerah terinfeksi, biarklan mengering & jangan dibasuh. Diamkan semalam suntuk, besoknya dibilas. Eksim yang parah bisa sembuh dalam kurun waktu kurang lebih 7-14 hari

5. Gangguan Empedu
1liter kefir per hari

6. Ginjal
1 liter kefir/hari, pasien harus melakukan diet ketat

7. Jerawat
1/2 liter kefir/hari, ditambah dengan menggosokkan kefir di daerah yang berjerawat, biarkan mengering, diamkan semalam besokmpagi beru dibilas

8. Kelainan Saraf
1liter kefir/hari bersamaan dengan waktu makan. Susah tidur dapat hilang tenpa bantuan obat tidur, nafsu makan kembali normal dan depresi hilang

9. Liver
1liter keir/hari dan penderita bisa beristirahat & tidur nyenyak tanpa bantuan obat-obatan

10. Radang Cystic
1liter kefir/hari selam dibutuhkan. 1/2 liter perhari akan menormalkan tekanan darah dan berat badan

11. Sclerosis
1/2 liter perhari, sclerosis jantung yang parah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dan tidak kambuh lagi

12. Tekanan Darah Tinggi/Rendah
1liter kefir/hari, setelah 2 bulan dikonsumsi secara rutin maka tekanan darah menjadi normal

Sebanyak Apa sih Uang 1 Triliun Dollar..?

Belakangan ini gara-gara krisis ekonomi global kita menjadi biasa dengan istilah-istilah seperti "bailout" atau "stimulus package" atau kalau di-Indonesiakan menjadi "Dana Talangan" atau "Paket Stimulus". Lalu angka-angka seperti 1 milyar dollar, 100 milyar dollar atau bahkan pernah terdengar pula ada yang menyebut-nyebut 1 triliun dollar. Pertanyaannya adalah seperti apakah uang sebanyak itu ?

Kita mulai dengan selembar uang 100 dollar, pecahan terbesar uang dollar. Masih bisa nyelip di dompet.
Selanjutnya 100 lembar uang pecahan 100 dollar atau berjumlah $10.000 dollar. Masih bisa masuk saku celana atau jaket.
Percaya atau tidak gambar di bawah ini adalah uang sebanyak 1 juta dollar (100 bundel 10.000 dollar, hampir setara dengan 12 milyar rupiah). Masih bisa masuk tas ransel atau tas backpak.
 Uang 1 juta dollar masih keliatan biasa aja. Tapi lihat kayak apa uang 100 juta dollar (angka segini pernah ditawarkan Manchester City atau Real Madrid untuk memboyong CR7 alias Ronaldo dari Manchester United meskipun kemudian ditolak). Untuk mengangkutnyabutuhkan satu palet standar. di

Lanjut, seperti inilah uang 1 miliar dollar. Udah mulai bingung mau ditaruh dimana…
Naaah, sekarang saatnya Anda tahu seperti apakah uang 1 triliun dollar itu. Satu triliun dollar itu artinya 1 juta juta dollar atau 1000 miliar dolar. Jumlah nol-nya ada 12. Kalau di-rupiahkan nolnya jadi 16! dan jumlah inilah hutang Indonesia

dan seperti inilah uang 1 triliun dollar….


Itu orang di pojok kiri bawah keliatan nggak?


Source: http://www.taukahkamu.com/2011/04/sebanyak-apa-sih-uang-1-triliun-dollar.html










Kekayaan, Kesuksesan Atau Cinta..?

Suatu ketika, ada seorang perempuan yang kembali pulang ke rumah dan ia melihat ada tiga orang laki-laki berjanggut yang duduk di halaman depan. Perempuan itu tidak mengenal mereka semua.

Perempuan itu berkata: “Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut kalian.”
Laki-laki berjanggut itu balik bertanya, “Apakah suamimu sudah pulang?”
Perempuan itu menjawab, “Belum, dia sedang keluar.”
“Oh, kalau begitu kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali,” kata laki-laki itu. 

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang istri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata kepada istrinya, “Sampaikan pada mereka, aku telah kembali dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.”
 
Perempuan itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
“Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama,” kata laki-laki itu hampir bersamaan.
“Lho, kenapa?” tanya perempuan itu karena merasa heran.
 
Salah seorang laki-laki itu berkata, “Nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang laki-laki berjanggut di sebelahnya, “Sedangkan yang ini bernama Kesuksesan,” sambil memegang bahu laki-laki berjanggut lainnya. “Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami yang boleh masuk ke rumahmu.”
 
Perempuan itu kembali masuk ke dalam dan memberitahu pesan laki-laki di luar. Suaminya pun merasa heran. “Oh, menyenangkan sekali. Baiklah kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan kekayaan.”
Istrinya tidak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, “Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita.”
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh kehangatan Cinta.”
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. “Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, si Cinta menjadi teman santap malam kita.”
 
Perempuan itu kembali ke luar dan bertanya kepada tiga laki-laki itu, “Siapa di antara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.”
Si Cinta bangkit dan berjalan menuju beranda rumah. Oh, ternyata kedua laki-laki berjanggut lainnya pun ikut serta.
 
Karena merasa ganjil, perempuan itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan, “Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kalian ikut juga?”
 
Kedua laki-laki yang ditanya itu menjawab bersamaan, “Kalau Anda mengundang si Kekayaan atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka kemanapun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab ketahuilah, sebenarnya kami buta dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita kepada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus, cara berusaha & bersyukur. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan, saat kami menjalani hidup ini.”


src younone.wordpress.com

TIDUR - EKSPRESI AURA KEJUJURAN

Pernahkah menatap orang terdekat ketika sedang tidur. ?

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah Anda saat beliau sedang tidur.
Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih,betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita berjalan lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibunda Anda.
Kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu, kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah tatap wajah orang-orang tercinta itu…Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya…
Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan saat menatap wajah yang terlelap itu. Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata… “betapa lelahnya aku hari ini”.
Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita. Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, mengatur rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita. Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, selamanya… .

Dikutip dari : bisnis2121.com

Mengubah Nasib Dengan Program Alam Bawah Sadar


MAJALAH NIRMALA
(OKTOBER 2007)

Ketika menghadapi kemelut kehidupan,sering kali kita tak berdaya,semua jalan terasa buntu,dan akhirnya putus asa.Padahal kita tidak perlu menjadi korban.Percaya atau tidak,sebenarnya kita dapat menciptakan sendiri semua yang kita inginkan.Bagaimana caranya?

Dalam setiap babak kehidupan,manusia selalu mengalami satu atau lebih peristiwa yang dapat ,menggoncang dan mengubah kehidupannya.Kebutuhan hidup yang begitu besar yang tak seimbang dengan pendapatan,kehilangan pekerjaan,konflik rumah tangga,perceraian,kematian pasangan hidup atau salah satu anggota keluarga yang dicintai,sakit parah berkepanjangan,kecelakaan yang menyebabkan cacat seumur hidup,dan berbagai krisis kehidupan lainnya,semua itu bisa membuat depresi bahkan mengguncang keimanan kita. 

Jelas kita tidak merasa bahagia.Padahal menurut Erbe Sentanu,pendiri Katahati Institute,sebuah lembaga yang mengajarkan tehnik pemberdayaan pikiran dan perasaan,bahagia adalah fitrah manusia.Jika kemudian manusia merasa bahagia,itu karena manusia sudah keluar dari fitrahnya.Fitrah manusia yang sempurna sering dikacaukan dengan pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya.

Bahagia menurutnya adalah menerima apa yang sudah kita miliki.Ketika kita menolak yang terjadi pada diri kita,saat itulah ketidakbahagiaan akan muncul.
Lalu,haruskah kita pasrah pada nasib ketika hidup dirundung malang?Jawabannya:tidak!Sambil menerima yang sudah terjadi dengan ikhlas,kita tetap perlu ikhtiar,bersikap reaktif,juga antisipatif terhadap perubahan itu.Kita harusmenjadi subyek dari perubahan tersebut dan memiliki kendali penuh atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Erbe Sentanu mengatakan,kita sebenarnya bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.Lalu,Bagaimana caranya?
Kita bisa menggabungkan tehnik relaksasi,visualisasi,dan afirmasi dalam sebuah proses yang bertujuan menanamkan suatu realitas yang kita inginkan ke dalam pikiran atau alam bawah sadar.Dengan kata lain,kita bisa mempengaruhi alam bawah sadar untuk mewujudkan realitas baru yang kita inginkan tersebut.Misalnya,ketika kita ditimpa penyakit berat atau kehilangan pekerjaan,kita bisa menanamkan harapan baru sekaligus mewujudkannya,bahwa kita pasti sehat atau kita pasti mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik.Proses inilah yang disebut dengan pemprograman kembali alam bawah sadar (suconcious reprogramming ).

Mengapa Menggunakan Alam Bawah Sadar?
Yang menjadi pertanyaan,mengapa mengunakan alam bawah sadar?
Erbe Sentanu mengatakan,alam bawah sadar tidak pernah bisa membedakan antara imajinasi dengan kenyataan.Alam bawah sadar tidak pernah memiliki mekanisme untuk mengetahui hal-hal yang nyata ataupun tidak nyata.Kita bisa melihat contohnya dalam kasus berikut ini.

Pada tahun 1962,Majalah Kedokteran Kyushi keluaran Jepang melaporkan bagaimana system kekebalan anak-anak Jepang bereaksi terhadap Sesuatu yang mereka anggap nyata.Anak-anak itu setelah ditutup matanya di beritahu bahwa tanaman yang tengah digosok-gosokan ke lengan mereka adalah tanaman beracun,setelah itu ,mereka mengeluarkan reaksi-reaksi alergi yang keras pada lengan mereka,seperti pembengkakan,kulit menjadi kemerah-merahan dan gatal-gatal.

Namun ketika di beritahu bahwa yang digosokkan di tangan mereka adalaah zat yang tidak berbahaya,reaksi-reaksi tersebut tidak muncul.Nah.disitulah alam bawah sadar bekerja.ketika alam bawah sadar merekam bahwa tanaman itu beracun,maka reaksi yang dikelurkan pun seperti reaksi yang di keluarkan jika tanaman tersebut beracun,maka reaksi yang di kelurkan pun seperti yang di keluarkan jika tanaman tersebut beracun,walaupun sebenarnya tidak demikian.

Karena itu,kita bisa memanfaatkan cara kerja alam bawah sadar untuk sesuatu yang menguntungkan.Kita bisa menanamkan program apapun kealam bawah sadar untuk mewujudkan segala sesuatu yang kita inginkan.
Dalam bukunya,Quantum Ikhlas,Mas Nunu,begitu sebutan akrab Erbe Sentanu,mengatakan bahwa pikiran tidak hanya terkait dengan pembagian otak secara fungsional yang terdiri dari otak kiri dan otak kanan,tetapi juga pembagian berdasarkan aspek kesadarannya.
Umumnya manusia hanya memanfaatkan pikiran sadarnya yang memiliki kekuatan hanya 12% dari keseluruhan kekuatan pikirannya.Pikiran sadar inilah yang biasa kita maksud ketika menyebut seseorang sedang menggunakan ‘ otaknya’.Sedangkan yang 88% lainnya merupakan kekuatan bawah sadar yang secara umum hanya muncul dalam bentuk “perasaan”nya.

Bayangkan,jika dengan 12 persen dari keseluruhan otak manusia saja banyak yang bisa dilakukan,bagaimana kalau kemampuan otak yang 88% itu bisa kita manfaatkan?Hasilnya tentu luar biasa.Seperti yang di ungkapkan Mas Nunu,kekuatan alam bawah sadar begitu besar,dan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tiga sampai tujuh kali lebih cepat.

Kondisi Alpha=Gerbang Menuju Alam Bawah Sadar
Lalu,bagaimana caranya mengeksplorasi kekuatan alam bawah sadar tersebut?
Sebagai langkah awal,perlu dipahami kondisi otak manusia menurut gelombangnya.Ada empat katagori gelombang otak,yaitu beta,alpha,theta,dan delta.
Kondisi Beta ( 14-100 Hz ) adalah kondisi saat kita sepenuhnya sadar.Saat ini otak didominasi oleh logika.Saat seseorang berada di gelombang ini,otak kiri sedang aktif berfikir,konsentrasi,dan sebagainya,sehingga gelombang otaknya meninggi.
Kondisi yang paling penting untuk menembus pikiran bawah sadar adalah alpha ( 8-13,9 Hz ) dalam kondisi alpha kita bisa membuka pintu gerbang menuju 88% kekuatan alam bawah sadar.Kondisi alpha adalah kondisi yang sangat releks atau sama persis dengan kita berhayal dan melamun.

Kondisi theta ( 4-7,9 Hz ) adalah kondisi kita saat bermimpi.Pada saat ini,pikiran pun menjadi kreatif dan ispiratif.Dalam keadaan theta,pikiran menjadi sangat jernih,sangat khusuk,terjadi relaksasi yang dalam,dan saat ini indra keenam atau intuisi muncul.Yang membedakan kondisi alpha dengan theta adalah kesadaran kita.Pada kondisi alpha,kita masih merasakan anggota tubuh kita,sedangkan pada kondisi theta semua itu sudah tidak terasa lagi.

Sedangkan kondisi delta ( 0,1-3,9 Hz ) adalah kondisi pada saat manusia sedang tertidur pulas tanpa mimpi.Kondisi Delta di perlukan oleh tubuh,karena dalam kondisi itu tubuh aktif mengganti sel-sel yang rusak dan melakukan peremajaan terhadap sel-sel tubuh.
Lalu bagaimana caranya kita masuk kegelombang alpha?Cara yang mudah adalah membalikkan mata kita ke atas dan memejamkan mata,lalu pikiranpun membawa kita ke dalam kondisi alpha,melarutkan kita dalam suasana yang nyaman dan penuh kedamaian.

Kondisi alpha juga dapat dibangun melalui meditasi.Meditasi yang sempurna adalah kedua telapak tangan dibuka,pada saat itulah energi alam akan menyatu dan berputar dalam keseluruhan tubuh.Di tunjang musick indah dan syahdu,suasana akan tercapai.
Mas Nunu menawarkan cara mudah untuk masuk ke kondisi alpha,yaitu dengan menggunakan alat bantu yang disebut teknologi DigitalPleyer.Alat ini berupa CD brainware managemen ( pengaturan gelombang otak ) berisi suara-suara alam seperti air mengalir,gelombang samudra yang naik turun,atau kicau burung,semua itu telah diracik menggunakan teknologi audio yang khusus didesain untuk menghasilkan kondisi-kondisi otak dan kesadaran tertentu.Mendengarkan CD ini secara teratur bisa melatih otak untuk bekerja sama antara satu sisi dengan sisi lainnya,sehingga bisa memasuki kondisi alpha secara cepat.

Menggambarkan bayangan mental dengan visualisasi
Dalam praktiknya,visualisasi sebenarnya adalah proses menciptakan ide,bayangan mental,atau gambaran di lubuk hati kita yang paling dalam.Ini merupakan cara untuk bergerak memasuki tingkat kesadaran yang lain dan menanamkan gambaran yang kita inginkan.Misalnya,ketika kita sakit,kita membayangkan diri kita yang sehat dan bisa melakukan banyak aktifitas.
Pada pelaksanaannya,visualisasi harus didahului dengan relaksasi,karena hanya dengan cara inilah kita dapat menyentuh energi bawah sadar dengan kuat.Ketika kita berada dalam kondisi yang relaks dan hening secara mental,itulah saatnya kita menggunakan imajinasi untuk memvisualisasikan sesuatu yang kita inginkan.Semakin kuat keinginan kita,semakin focus energi yang kita arahkan ke bayangan mental,sehingga potensi untuk mewujudkan bayangan ke dalam realitas fisik akan lebih kuat.

Afirmasi atau self talk
Afirmasi di lakukan dengan mengucapkan suatu hal dengan penuh keyakinan terhadap diri sendiri ( self talk ) untuk mencapai tujuan tertentu,kemudian merasakan dan mewujudkannya.

Dalam pemprograman alam bawah sadar,ada beberapa kaidah yang mesti dipatuhi dalam melakukan afirmasi,yaitu menggunakan kalimat yang pendek dan jelas maksudnya.Kemudian diucapkan dengan bahasa yang positif,misalnya,”saya berani,”selanjutnya,dirumuskan dalam masa sekarang dan meyakini bahwa apa yang anda kehendaki itu pasti terlaksana.Dan yang terpenting,kalimat anda itu di ulang-ulang,untuk member waktu agar pernyataan anda tersebut meresap dan terekam kea lam bawah sadar kita.

Tambahkan emosi atau perasaan yang menyenangkan
Selain relaksasi,visualisasi,dan afirmasi,hal yang tak kalah penting dalam melakukan pemprograman kembali bawah sadar adalah keyakinan.
Agar proses pemprograman bawah sadar dapat lebih efektif,diperlukanemosi atau perasaan yang positif atau perasaan yang menyenangkan.Ketika kita inginkan,ciptakan sebuah rasa bahagia seolah-olah apa yang kita inginkan sudah tercapai.
Melakukan program alam bawah sadar ini dilakukan terus menerus,sedikitnya tiga kali sehari,masing-masing selama 20 menit sampai realitas yang kita harapkan tersebut terwujud menjadi kenyataan.

Sebelum kita mengawali tahapan program ulang (reprogramming) alam bawah sadar,kita perlu menentukan terlebih dulu realitas/target yang kita harapkan secara jelas.Selanjutnya,cari tempat nyaman untuk melakukan proses ini.Pilih tempat yang sunyi yang tidak banyak ganguan.Kita harus berada dalamkeadaan yang sangat releks.Jika perlu,lakukan dulu latihan ringan untuk melepaskan atau merenggangkan otot-otot kita.Setelah itu lakukan visualisasi dan afirmasi.

LANGKAH-LANGKAH SUBCONSCIOUS REPROGRAMMING
1.Duduk atau berbaring dengan nyaman dan relaks.Pejamkan mata,kalau perlu diiringin music yang lembut yang membuat anda sangat relaks dan semua beban anda terlepas.Atau gunakan CD ala Mas Nunu.tarik napas panjang dan dalam.Rasakan udara dingin memasuki yang seluruh tubuh dengan lobang hidung.Secara perlahan anda memasuki kondisi gelombang otak alpha.Nikmati keadaan ini beberapa saat.

2.Kemudian ucapkan dalam hati afirmasi yang sudah anda buat,Misalnya,”Saya sembuh total dan saya bisa beraktifitas dengan bebas.”

3.Kemudian visualisasikan keadaan atau tujuan yang anda harapkan tersebut kedalam layar mental anda.Bayangkan anda sudah sehat dan melakukan berbagai aktifitas.Gambarkan dengan jelas sehingga anda benar-benar dapat melihat diri anda sendiri dalam pikiran anda.

4.Sambil membayangkannya,tambahkan suasana hati atau perasaan positif yang anda miliki ketika tujuan itu tercapai.Hati anda di penuhi rasa senang,bahagia,dan syukur.Ambil napas panjang dan dalam,nikmati perasaan itu.Nikmati gambaran visual dan perasaan hati yang menyertai suasana tersebut.

5.Setelah itu hitunglah secara perlahan dari 5,4,3,2,1 sambil menarik napas yang panjang dan dalam pada saat hitungan.Setelah itu,bukalah mata anda.
Jika prose situ terjadi kurang dari 20 menit.ulangi beberapa kali lagi sampai mencapai sekitar 20 menit.Lakukan terus secara tekun.Perlu diingat,semuanya memerlukan proses dan waktu yang cukup untuk tumbuh dan terwujud menjadi realitas baru yang kita harapkan.Selamat mencoba.


Sumber : http://erbesentanu.com/2007/10/30/mengubah-nasib-dengan-program-alam-bawah-sadar/

KERIS Sebuah Pencapaian dari Masa Silam

DER kris der javaner merupakan buku yang paling banyak dikutip para penulis keris selanjutnya. Menarik, padahal buku Dr Groneman ini sesungguhnya lebih merupakan sebuah proyek keprihatinan, seperti terungkap dari pembukaan dan penutupnya. Lewat buku terbitan 1910 ini, ia mengimbau kepada sesama kaumnya di Eropa untuk mendukung dalam "membangkitkan kembali sebuah cabang yang sangat berharga dari Kemauan dan Kemampuan Jawa ini dari keruntuhan yang menyedihkan..."


Dengan gayanya yang lebih deskriptif, dibanding tematis, buku ini lantas jadi melebar ke mana-mana, ke segala sesuatu yang bersangkutan dengan keris. Bahkan, dalam pengertian tertentu, beberapa aspek budaya dan kehidupan lebih luas orang Jawa di masa itu ikut tergambarkan. Sehingga, jika diperbandingkan secara sederhana, kalau Raffles dengan The History of Java berusaha memahami 'Jawa' dengan mengupas satu-persatu berbagai aspeknya, Groneman melakukan hal itu dengan membedah secara detail lewat satu aspek saja (persenjataan), bahkan satu jenis senjata saja, namun melebar pada segala kaitannya.
Memang, pertanyaannya lalu, bagaimana hal itu jadi mungkin?

Di samping tiap aspek dari sebuah kebudayaan sedikit-banyak pasti bersangkut-paut satu sama lain, hal ini menjadi mungkin, dan karena itu sesungguhnya memperlihatkan, betapa cukup pentingnya keris dalam kehidupan orang Jawa. Dan, melihat sisa tata krama dan tata nilai yang bersangkutan dengan keris, misalnya sebagai bagian dalam sistem 'kepercayaan', piyandel (peneguh hati), keprajuritan, atau pun sistem dan upacara kebesaran, rasanya hal tersebut juga berlaku bagi sebagian besar suku-suku budaya lain di penjuru Nusantara. Bahkan, melebar sampai ke Pathani di Thailand Selatan, Campa (Kamboja), Malaysia, Brunei, serta Sulu dan Moro di Filipina Selatan (Bambang Harsrinuksmo & S Lumintu, Ensiklopedi Budaya Nasional: Keris dan Senjata Tradisional Indonesia Lainnya)

Hal ini sangat jelas tercermin dalam konsep lima prasyarat kehidupan sempurna bagi seorang lelaki Jawa, yakni wisma, wanita, kukila, turangga, dan curiga (rumah, wanita, burung sebagai lambang hobi, kuda sebagai lambang kendaraan, dan keris). Oleh karena itu, dunia keris Jawa berkedudukan di pusat tradisi, sehingga setiap lelaki selayaknya memiliki; bukan sebagai sekadar senjata, tetapi terlebih lagi sebagai pengukuh identitasnya sebagai lelaki dewasa dan seorang anggota keluarga dan masyarakat yang bertanggung jawab. (Garrett & Bronwen Solyom, The World of the Javanese Keris)

Betapa pentingnya keris di dalam kehidupan orang Jawa, barangkali juga terlihat lewat banyaknya pemakaian kata keris sebagai simbolisasi. Yang paling lazim dikenal tentulah ungkapan "curiga manjing warangka, warangka manjing curiga." Sebuah paradoks mistik yang menggambarkan manunggaling kawula lan gusti, bersatunya hamba (manusia) dan Tuhan. Sebuah konsep sentral dalam mistik Jawa yang pantheistis. (PJ Zoetmulder, Manunggaling Kawula Gusti) Bahkan ada yang menafsirkan, persatuan dalam keterpisahan antara bilah keris dengan gonjo-nya (bagian bilah keris yang melintang di bagian bawah), juga melambangkan hal tersebut.

ASPEK mistik memang juga merupakan hal terpenting pada keris. Terus terang saja, yang membuat keris mempunyai tempat demikian penting di dalam tradisi kita, terutama adalah karena aspek mistik, yang terkadang 'melenceng' lebih jauh lagi, sehingga terdegradasi menjadi sekadar klenik. Bahkan, dewasa ini, ketika tempat keris yang demikian sentral di dalam tradisi kita itu sudah memudar jauh, justru aspek inilah yang tetap bertahan.
Contoh yang paling sederhana adalah, setiap menjelang pemilu, apalagi pakai ontran-ontran seperti kemarin ini, pedagang keris panen keras. Dan hal ini, tak lain dari warisan kepercayaan lama bahwa di dalam keris ada 'daya' tertentu yang dapat membuat orang sukses dalam bidang tertentu, katakanlah menjadi petinggi, jenderal, pengusaha sukses, playboy, bahkan, gilanya, juga pencuri ulung (mungkin ini kerisnya para petinggi kita yang doyan KKN itu).

Di masa lalu, kepercayaan bahwa sebilah keris mempunyai 'daya' tertentu sehingga menimbulkan legitimasi bagi seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, merupakan barang biasa. Sebagai contoh, Amangkurat II dikisahkan pernah mengirim utusan untuk 'meminjam' pusaka Puger, yakni tombak Kyai Plered dan keris Kyai Mesanular. Ketika dikirim aslinya, Amangkurat II tercekam takut, lalu marah. Ia segera mengembalikan, dan meminta pinjam kopi modelnya saja.

Kyai Plered adalah pusaka keraton turun-temurun, yang pernah dipakai pendiri Mataram, Panembahan Senapati, untuk membunuh Arya Penangsang (Jipang). Sedangkan Kyai Mesanular, menurut Groneman, adalah pusaka raja terakhir Majapahit. Oleh karena itu, Babad Keraton, menuturkan hal itu sebagai pembuka untuk tema yang akan dikembangkan belakangan, yakni Puger memang mempunyai legitimasi supernatural untuk memiliki pusaka semacam itu, yang bahkan seorang raja saja takut menyentuhnya. Maka, sahlah kalau di belakang hari, ia menjadi raja Mataram berikutnya, dengan gelar Pakubuwana I. (MC Ricklefs, War, Culture and Economy in Java 1677-1726)

Sisa kepercayaan bahwa sebilah keris membawa legitimasi pemiliknya, juga masih kita kenal dalam tradisi orang kebanyakan di desa-desa Jawa. Sebagai misal, kalau terjadi halangan hadir, karena meninggal atau bertugas jauh, perkawinan dapat tetap dilangsungkan dengan keris pusaka sang pengantin lelaki sebagai ganti/wakil kehadirannya. Setelah disuling peradaban, menjadi pengertian yang lebih simbolik, mungkin masih dalam tradisi serupa jugalah pertukaran keris dipakai sebagai lambang ikatan persaudaraan, atau keris dipakai sebagai sesajen penunggu dangau, tolak bala, dsb.

BETAPAPUN, di lain pihak, sesungguhnya mencoba menempatkan keris sebagai benda budaya belaka, sebetulnya juga sudah dapat lebih dari cukup untuk mengundang decak kekaguman; khususnya dalam keartistikannya yang subtil dan teknologinya yang canggih.
Edward Frey, pengarang The Kris, Mystic Weapon of the Malay World, berkata, kebanyakan senjata menuntut keterampilan canggih dalam kerja logam, akan tetapi keris merupakan "contoh lebih baik dari keartistikan dalam kerja logam dibanding senjata mana pun."

Terlepas dari derajat kebenarannya, memang ada perbedaan mendasar yang membedakan keris dengan senjata-senjata tradisional lainnya, yang juga dianggap canggih dan menjadi semacam 'budaya' tersendiri, katakanlah katana Jepang atau pedang Eropa. Pada umumnya, tekanan teknologi senjata tradisional lainnya adalah pada kualitas bahan, yang berpengaruh pada kekuatan dan ketajamannya, kepadatan dan kemulusan permukaannya; kesempurnaan garap, baik bentuk, garis potong dan cekungan yang rapih, sempurna, dan (pada pedang Eropa juga) simetris; lalu baru keindahan ornamen pada hulu, rangka, dan (pada pedang Persia) juga pada logam berbeda yang ditatahkan pada bilahnya (inlay). Sehingga, dapat dikatakan, tekanan utamanya lebih pada kecanggihan fungsionalnya sebagai hasil kerja logam yang terampil dan sempurna.

Pada keris, terutama yang tua, sebagian besar unsur itu ada, walau menjadi bahan pertimbangan, tetapi kualitasnya masih jauh di bawah pedang Eropa atau katana Jepang. Khususnya dalam kualitas bahan dan kesempurnaan garap. Memang pada keris-keris nom-noman, istilah untuk keris yang muncul setelah periode pecahnya Surakarta dan Yogyakarta, atau lebih dikenal dengan istilah keris PB (Paku Buwana) dan HB (Hamengku Buwana), hal-hal tersebut juga semakin ditingkatkan.

Akan tetapi, di lain pihak, tekanan artistik pada keris dapat dikatakan bersifat menyeluruh. Stilisasi bentuk dan ornamentasi bukanlah sekadar pada hulu, cincin hulu ataupun rangkanya, tetapi juga sudah mulai dari penggarapan bilahnya. Dapatlah dikatakan, pada keris, sejak awal tak dapat dipisahkan antara kecenderungan kerja artistik dengan tujuan fungsionalnya. Jadi, semua unsur pada bilahnya, di samping punya makna mistis-simbolis, juga mengandaikan upaya pencapaian estetis. Di samping mistis, dapatlah dikatakan, keindahan itu sendirilah salah satu tujuan pembuatan keris.

Sebagai contoh, bilahnya rata-rata condong ke depan (kecuali keris Bali dan sundang Moro yang relatif tegak). Kecenderungan ini, ditambah dengan hulunya, yang pada keris Bugis dan Melayu bahkan sangat melengkung, menyulitkan untuk memegang erat. Atau tepatnya, ada cara tersendiri untuk memegangnya, yang kerap diistilahkan seperti memegang telur, jadi tidak kendur, tetapi juga tidak erat menggenggam seperti memegang pedang. Dengan demikian, keluwesan mengendalikan arahnya lewat pergelangan lebih utama dibanding keeratannya. Sulit membayangkannya dipakai gerakan menyabet, yang dengan sendirinya sangat bertenaga, seperti pada pedang.

Tersirat jelas betapa keris pastilah senjata tusuk, dan lebih dipergunakan dalam personal combat dibanding pertempuran nyata, terlebih lagi yang kolosal, yang tentu lebih membutuhkan senjata yang bersifat multi-purpose macam pedang. Struktur bilah dan hulu keris secara langsung membuat batasan pada cara pemakaiannya.
Barangkali, hal inilah yang menyebabkan, keris tak tampak dipakai pada latihan ilmu bela diri tradisional kita. Memang, para pakar keris juga beranggapan, keris bukan diciptakan untuk perang; kalaupun terpaksa, lebih sebagai senjata darurat. Bahkan, ada yang percaya bahwa keris hanya dipakai membunuh lawan yang kita hormati.

Dari sudut estetik, struktur bilah yang condong, dan cenderung asimetris itu, sudah memperlihatkan kecenderungannya yang stilis. Upaya mensetimbangkan komposisinya, lantas dilakukan tidak dengan membuat unsur-unsur yang serupa, dan sama besar bobot dan iramanya. Kalau tiga perempat bilah ke atas dibuat sepenuhnya simetris, pada kedua sisi dari bagian bawah, kesetimbangan justru dicapai dengan unsur-unsur yang sepenuhnya berbeda, seperti bobot dan irama, namun ditakar sampai setimbang. Jadi konsep estetikanya, mirip kesetimbangan asimetris pada ikebana (seni merangkai bunga) Jepang.
Sebagai contoh, gandik (muka bagian bawah) dibikin pendek, kaku, dan tebal. Jadi kesannya berat dan formal. Bahkan, pada beberapa dapur, ada semacam belalainya (kembang kacang) dengan duri-duri kecil di bawahnya (jalen dan lambe gajah), yang membuat kesan tambah necis dan formal. Barangkali dapat diibaratkan seperti tambahan dasi dan penjepitnya pada sebuah setelan lengan panjang. Sementara, profil luar dari bagian belakangnya melandai panjang (wadidang sampai buntut urang) yang memberi kesan ringan, ramping, berirama. Ditambah lagi duri-duri kecil berbentuk huruf Jawa da, duri pandan, terkadang juga lengkungan pada buntut urangnya, yang ornamentik. Pada tampak depannya, ada torehan sraweyan pipih melandai, yang semakin mengesankan ringan berirama. Jadi, sebaliknya, stilis.

Sungguh model kesetimbangan yang subtil, yang lebih banyak membutuhkan kepekaan perasaan, dibanding kesetiaan pada patokan-patokan. Masih banyak lagi model komposisi asimetrisnya yang lebih kompleks. Bayangkan, hanya pada bagian bawah, sor-soran, yang tingginya setelapak tangan, terdapat lebih dari 20 ornamen, yang punya makna dan nama sendiri-sendiri. Dan semua itu, sama sekali tak punya sangkut paut dengan fungsinya sebagai senjata tikam, tetapi lebih sebagai unsur estetis, dan terutama mistis-simbolis.
TEKANAN artistik tersebut lebih mencolok lagi dengan adanya hiasan di sepenuh bilah, yang berupa pola-pola lipatan lapisan-lapisan besi. Pola-pola yang timbul ini merupakan bagian langsung dari proses penempaan, dan bukan karena diukir, dilapisi ataupun di-srasah. Dan, bersifat sengaja, dalam arti direncanakan pilihan pola-pola bentuknya. Inilah yang dikenal dengan teknologi pamor.

Secara sederhana, pola-pola pamor itu dibuat dengan menyatukan lewat proses penempaan berulang-ulang lempengan besi dengan lempengan senyawa logam lain, sehingga membentuk puluhan, ratusan, bahkan ribuan lapisan-lapisan logam berbeda yang berselang-seling. Lalu, secara garis besar, ada beberapa teknik untuk membuat lapisan-lapisan ini membentuk pola tertentu, antara lain, dipasang datar lalu di-drip (ditetak) besi tumpul dalam berbagai gaya; dipasang menyisi horizontal, diagonal atau vertikal, dengan tambahan teknik lipatan, belahan ataupun langsung; dipasang setelah lebih dahulu dipuntir; atau dipuntir lalu dijepit maupun dipasang dengan teknik belahan.

Pola-pola tersebut muncul akibat perbedaan kepekaan antara lapisan-lapisan kedua senyawa logam tersebut terhadap campuran cairan asam jeruk nipis dengan warangan. Lapisan dari senyawa yang unsur besinya dominan, akan lebih cepat bereaksi sehingga 'terbakar' hitam. Sebaliknya, lapisan bahan pamor, yang menurut penelitian merupakan senyawa kapur, titanium, besi, zirkonium, niobium, dan terkadang juga nikel, kurang peka terhadap cairan tersebut, sehingga tetap putih keperakan. (Haryono Arumbinang M Sc, dkk, Tosan Aji Ditinjau Secara Metalurgi) Dengan demikian, tampillah pamor yang berbelang-belang hitam-putih dengan pola-pola indah, dan dipagari warna kelabu baja dari sisi tajamnya (slorok-nya).

Kalau ada yang harus dibanggakan dari pembuatan keris sebagai salah satu hasil budaya adiluhung bangsa kita di masa lampau, tentulah teknologi pamor ini. Para ahli memberi tiga catatan terhadap teknik pamor ini. Pertama, secara tak sengaja memakai titanium, bahan logam modern yang lebih keras, bertitik lebur lebih tinggi, tetapi justru lebih ringan dari baja. Di dunia modern, logam ini antara lain dipakai untuk badan pesawat udara. Lalu, kedua, kesadaran memakai teknik lapisan-lapisan, yang terbukti membuat satuannya menjadi lebih pejal untuk ketebalan yang sama. Dan ketiga, merancang pola-pola yang unik-menarik sebagai hiasan logam yang menyatu tak terpisah dengan bahan pokok senjatanya, yang jelas merupakan suatu pencapai artistik dan teknik tempa yang mengagumkan.
Terlebih lagi, teknologi ini betul-betul asli Nusantara. Sejauh ini, belum diketemukan adanya budaya bangsa lain yang juga memakai teknik pamor serupa untuk pembuatan senjata, atau perabot lainnya.

Memang, dalam bahasa Inggris, besi berpamor semacam ini disebut sebagai damascus steel, karena dipersamakan dengan ornamen logam pada pedang-pedang Persia lama, yang beribu kota Damaskus. Akan tetapi, teknik ornamen pada pedang Persia sebetulnya lebih merupakan inlay dan bukan pamor. Teknik ini juga dipakai untuk memberi hiasan tambahan pada keris, dan dikenal dengan istilah srasah. Cara pengerjaannya pun sangat berbeda, yakni dengan menorehkan ornamen tertentu pada bilah pedang, lalu mengisi torehan dengan logam yang lain warnanya, misalnya emas, sebelum meratakannya kembali.
TENTU saja konsep estetik asimetris bukanlah spesifik budaya keris. Banyak senjata bangsa lain menerapkan model kesetimbangan tersebut. Akan tetapi, penelitian sejauh ini membuktikan, bentuk keris sebagai senjata merupakan budaya asli Nusantara. Bahkan di India, yang di masa lampau punya banyak sangkut-paut piutang kebudayaan dengan kita, sama sekali tak ditemukan jejaknya.

Mengingat adanya migrasi bertahap dari Asia daratan ke kepulauan Indonesia di masa prasejarah, ada yang mengaitkan kemiripan keris sajen, keris berhulu patung manusia yang sering disalahtafsirkan sebagai keris Majapahit, dengan pisau Dong-Son dari Annam, selatan Hanoi. (Edward Frey, The Kris...) Bahkan, ada yang mencoba menyejajarkan 'cundrik Majapahit' ini dengan irama stilisasi rencong Aceh, kudi daun, kudi trancang, belati yagatan dari Timur Tengah, dan sebuah belati prasejarah tembaga yang diketemukan di Belanda (Majalah De Kris, No 3). Akan tetapi pandangan-pandangan ini terlalu spekulatif, karena langkanya bukti fisik ditemukan di Nusantara. Terlebih lagi, pisau Dong-Son adalah hasil seni cetak logam, bukan seni tempa pamor, dan dari zaman yang berbeda: perunggu.
Sejauh ini, catatan tertulis paling tua yang menyebut mengenai 'kres' datang dari tahun 824 M, yakni pada prasasti Karang Tengah. Betapapun, memang masih terlalu sedikit yang kita ketahui mengenai asal-usul benda ini, untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pada masa yang demikian purba nenek moyang kita bisa menghasilkan teknologi tempa dan mencapai konsep artistik yang demikian canggih.

Meskipun demikian, kita tahu kesenian ini mengalami puncak keemasannya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Hal ini bukan saja kita saksikan langsung lewat peninggalannya, namun juga lewat pujian tertulis Ma Huan, yang kebetulan melihatnya, dalam Yingyai Sheng-lan (1416). Tuturnya, "Senjata ini mempunyai garis-garis dan bunga-bunga putih dan terbuat dari baja terbaik; hulunya dari emas, cula badak, dan gading, yang dipahat dalam sosok manusia atau setan, dan dengan garapan akhir yang seksama." (S Lumintu, Ensiklopedi...) Ma Huan juga menuturkan betapa hampir semua lelaki memakainya, sejak anak-anak, bahkan sejak umur tiga tahun.

Dengan demikian jelaslah, keris pada masa itu sempat menjadi atribut sehari-hari bagi semua lelaki. Dan, kalau kita bandingkan dengan keris jalak Buddha yang tak berpamor, yang diperkirakan pembuatannya beberapa abad sebelumnya, pada masa Majapahit ini keris jelas sudah berpamor indah seperti dewasa ini. Serta, sudah dibuat dengan baja bermutu tinggi. Semua hal yang membuat kita terheran-heran menyaksikannya sekarang, karena keris-keris dari periode berikutnya, yang seharusnya sudah lebih modern, justru mempunyai kualitas bahan dan penggarapan yang jauh di bawahnya. Ada yang memberi rasionalisasi, barangkali karena sebagai negara yang jaya, mereka sanggup mengimpor besi dari negara seberang. Begitu pula, sebagai negara yang mempunyai pemerintahan panjang, mereka sempat mengakumulasi pencapaian-pencapaian tinggi dalam berbagai bidang.

Pada dasarnya, sejak itu keris tak pernah mencapai masa keemasannya kembali. Memang, para pencinta keris sering menyebut masa Sultan Agung sebagai masa pemassalan keris. Begitu pula, era nom-noman, yakni masa setelah pecahnya Surakarta dan Yogyakarta tahun 1755, sebagai puncak baru pecapaian estetika keris. Akan tetapi, perpaduan kedua unsur itu, massal dan kesempurnaan estetis, memang sulit memuncak seperti masa keemasannya lagi, terutama karena kemunduran yang semakin parah dari kekuasaan kerajaan-kerajaan di nusantara, yang berarti juga kemunduran kemiliterannya, di mana keris merupakan salah satu penunjangnya.

Pada era PB, memang terjadi kemajuan 'kualitas' mencolok dalam garap (pembuatan) dan bahan. Terjadi eksplorasi estetik baru, yang antara lain menghasilkan sejumlah dapur (sosok) baru; ricikan (detail) yang semakin tegas-dalam, rapi, beragam; eksperimentasi garap dan model baru pamor; serta stilisasi baru yang memasukkan ukuran sedikit lebih besar, serta suasana necis dan gagah. Sedang dari segi bahan, semakin jelas terjadi kontrol kualitas lebih ketat atas bahan pamor dan bajanya. Akan tetapi, juga pada masa inilah keris perlahan-lahan kehilangan peran sentralnya dalam kebudayaan kita, karena dilucuti secara fungsional, dari sebagai senjata, baik dalam arti fisik maupun spiritual, menjadi sekadar perabot seremonial yang cuma diagul-agulkan berlebihan.

Tak jelas apakah hal ini, yang juga diikuti 'kemajuan' dalam bidang seni lainnya, seperti sastra dan tari, bersangkut paut dengan tema lanjutan inward looking, yang lalu menghasilkan perumitan dalam segala bidang, akibat semakin berkurangnya ruang gerak para elite Jawa di masa itu pada bidang pemerintahan dan militer. Akan tetapi, di masa itu cengkeraman Belanda memang sudah semakin menjadi, dan wilayah kekuasaan kedua kerajaan (bekas Mataram) itu sudah menyusut jauh tinggal Bagelen, Kedu, Surakarta, dan Yogyakarta saja. Lebih lanjut, masyarakat Jawa bahkan mengalami demiliterisasi total akibat Pax Nederlandica pada abad ke-19. Dan, bagi Ricklefs, kemungkinan hal-hal inilah yang ikut mendorong elite Jawa melarikan diri pada perumitan estetik protokoler dan tata krama, termasuk 'peningkatan' penilaian kultural terhadap keris.

Dengan ini, zaman rupanya mulai menanamkan bibit kepudaran keris. Masalahnya, para petinggi kerajaan, yang masih memesan keris sebagai klangenan (hobi), dan karena itu langsung maupun tidak ikut menjadi pendukung finansial para empu, jumlahnya jelaslah sangat terbatas. Terlebih lagi, seperti digambarkan Groneman, kesulitan ekonomi menyeluruh, yang berikutnya melanda kerajaan-kerajaan yang bangkrut itu, berdampak berat juga terhadap para priyayi ini.

Akan tetapi, yang lebih mendasar barangkali ialah, baik dalam pengertian fisik maupun spiritual, keris tetaplah senjata. Oleh karena itu, nasibnya secara lebih massal, tentu sejajar dengan keadaan kemiliteran pada masanya (Banyak sumber, misalnya, memperlihatkan bahwa keris merupakan perangkat senjata inventaris resmi bagi para prajurit Mataram). Oleh karena itu, tak terlalu mengherankan jika sepanjang abad ke-19 kita menyaksikan kemerosotan yang drastis dari seni tempa ini, sejajar dengan semakin terpuruknya kerajaan-kerajaan kita akibat hegemoni Belanda, dan khususnya demiliterisasi masyarakat Nusantara sebagai akibatnya.

Situasi inilah yang ditangkap dan diprihatini Groneman ketika menjadi parah seabad kemudian. Jawaban atas 500 kuesioner yang disebar Residen Couperus atas permintaannya memperlihatkan, 21 kota di Jawa masih punya penempa pamor tetapi tinggal hanya bekerja kalau ada pesanan, 42 distrik yang dulu punya tetapi saat itu tidak lagi, dan 81 distrik bahkan sudah lama tak tahu-menahu.

Dan sekarang, kita menjadi saksi, betapa imbauan Groneman yang romantis itu, yang meminta semua pihak menyumbang dalam menghidupkan kembali seni tempa ini, ternyata tak berarti. Saat ini, keadaan jauh lebih parah lagi: hanya tinggal seorang empu profesional di Yogya, beberapa empu pesanan dan empu belajar di Solo, serta beberapa empu pengrajin kodian di Aengtongtong, Gresik, Madiun, dan Malang.

Keris sebagai alat, sebagai benda budaya, betapapun adalah wujud hasil sebuah teknologi. Dan, teknologi senantiasa berdimensi waktu. Dengan demikian, penyebab kepudaran keris yang lain-lain, walaupun juga nyata, bisa dikesampingkan. Yang pokok, sebagai hasil teknologi, betapapun kita kagumi, segera menjadi tidak kontekstual lagi dengan zamannya, sesegera itu pula ia ditinggalkan. Masalahnya, terkadang, kekaguman berarti berhenti, sementara waktu tidak. Keris segera, dan sudah, menjadi masa lalu.

Sementara itu, dari hari ke hari, dari seorang pedagang ke pedagang lain, dari satu kolektor ke kolektor lain, kita menyaksikan tingkat keausan, karat, bahkan kerusakan total yang semakin merata dan tak tertanggulangi, baik karena buruknya perawatan, rendahnya pemahaman, maupun brengseknya keisengan. Jam mundur keris sudah lama berdetik. Kalau dianggap masih sepantasnya harus dikagumi sebagai sebuah pencapaian tinggi nenek moyang kita, barangkali kecintaan terhadap keris sudah membutuhkan redefinisi: konservasi, bukan sekadar koleksi.
Budiarto Danujaya   

http://heritageofjava.com

Keris-Macam-macam Pamor dan namanya


Nama untuk pamor keris berlaku juga untuk tosan aji lainnya seperti Tombak, Wedung, Pedang dsb. Khusus pamor yang pemilih yang biasanya diperuntukan untuk kedudukan tertentu atau karakter tertentu, sebaiknya di “tayuh” dahulu apakah cocok atau tidak sedangkan yang tidak pemilih bisa dimiliki oleh siapa saja.
 
Wos Wutah 1
Wos Wutah 2
Wos Wutah 3

WOS WUTAH.

Pamor yang paling banyak dijumpai, bentuknya tidak teratur tetapi tetap indah dan umumnya tersebar dipermukaan bilah. Ada yang berpendapat pamor ini pamor gagal, saat si empu ingin membuat sesuatu pamor tetapi gagal maka jadilah Wos Wutah. Tetapi ini dibantah dan beberapa empu dan pamor ini memang sengaja dibuat serta termasuk pamor tiban.  

Pamor ini berkhasiat baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya, pamor ini tidak pemilih.
 
Kulit Semangka

NGULIT SEMANGKA
Sepintas seperti kulit semangka, tuahnya seperti Sumsum Buron, memudahkan mencari jalan rejeki dan mudah bergaul pada siapa saja dan dari golongan manapun. Pamor ini tidak memilih dan cocok bagi siapa saja.
Pamor Tambal
TAMBAL.

Mirip goresan kuas besar pada sebuah bidang lukisan. Tuahnya biasanya menambah kewibawaan dan menunjang karier seseorang. Menurut istilah Jawa bisa menjunjung derajat. Pamor ini termasuk pemilih dan tidak setiap orang cocok.  
Pamor Pulo Tirto

PULO TIRTO. 

Seperti Wos Wutah hanya gumpalan gambarnya terpisah agak berjauhan, seperti bentuk pulau pada peta. Tuahnya sama dengan pamor Wos Wutah.
 
SUMSUM BURON.
Pamor ini juga mirip Wos Wutah, gumpalan juga terpisah agak berjauhan seperti Pulo Tirto hanya agak lebih besar dan lebih menyatu. Tuahnya baik, tahan godaan dan murah rejeki serta tidak pemilih.
 
Pamor Melati Rinonce

MELATI RINONCE.
Bentuknya mirip pamor Rante tetapi umumnya bulatannya lebih kecil dan tidak berlubang. Bulatan itu berupa pusaran pusaran mirip dengan pamor Udan Mas tetapi agak lebih besar sedikit.
   
Tuahnya mencari jalan rejeki dan menumpuk kekayaan. Untuk pergaulan juga baik, pamor ini tidak memilih dan bisa digunakan siapa saja.
 
Pamor Rante

RANTE.
Tuah utama pamor ini adalah untuk menampung dan mengembangkan rejeki yang didapat. Bisa mengurangi sifat boros, tetapi bukan pelit.
   
Cocok untuk semua orang baik digunakan berdagang atau berusaha. Bentuknya agak mirip pamor Melati Rinonce, hanya bedanya pada bulatannya ada semacam gambar “lubang”.
Pamor Adeg

ADEG.
   
Pamor Adeg banyak dijumpai, tergolong pamor pemilih tetapi lebih banyak yang cocok daripada tidak. Tuahnya terutama sebagai penolak, ada yang menolak guna-guna, ada yang menolak wabah, angin ribut, banjir dan lainnya. Ada yang hanya menolak satu sifat ada yang beberapa sifat penolakan.
 
Pamor Mrambut

MRAMBUT.
Sepintas seperti Adeg, bahkan ada yang menyamaratakan dengan membuat istilah baru Adeg-Mrambut. Padahal sebenarnya lain. Pamor Mrambut alurnya terputus-putus. Tuahnya hampir sama dengan pamor Adeg. Tergolong pemilih, tidak semua orang cocok.
 
Pamor Sekar Lampes

SEKAR LAMPES.

Tuah dari pamor ini mirip dengan pamor Tumpal Keli. Hanya pada pamor Sekar Lampes umumnya juga mengandung tuah yang menambah kewibawaan pemakainya dan tergolong pamor yang tidak pemilih.
 
Pamor Ilining Warih

ILINING WARIH.
Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama tuah dari Ilining Warih. Selain soal rejaki, pamor ini juga baik untuk pergaulan. Tidak memilih dan umumnya cocok untuk siapapun.
   
BLARAK NGIRID.

Disebut juga kadang dengan “Blarak Sinered”, tapi ada juga yang menyebut Blarak Ngirid lain dengan Blarak Sinered. Tuah utamanya menambah kewibawaan dan juga baik untuk pergaulan karena disayang orang sekelilingnya, baik pihak atasan atau bawahan. Pamor ini tergolong pemilih.
 
Pamor Ron Pakis

RON PAKIS. 
 
Mirip sekali dengan Blarak Ngirid, hanya pada bagian tepinya seolah ada sobekan. Tergolong pemilih dan tuahnya untuk kewibawaan serta keberanian (tatag-bhs jawa). Baik dimiliki oleh orang yang berkecimpung dibidang Militer dan Keprajuritan.
 
Pamor Koro Welang

KOROWELANG.

Juga hampir sama dengan Blarak Ngirid atau Ron Pakis, tetapi “daun” nya lebih besar dan lebih menyatu. Tuahnya juga hampir sama dengan Blarak Ngirid, tetapi fungsi pergaulannya lebih besar dari fungsi wibawanya. Beberapa keris dengan pamor ini (tidak semua) baik juga untuk mencari jalan rejeki. Tergolong pamor pemilih.  
Pamor Ron Genduru

RON GENDURU.
Ada yang menyingkat menjadi RONGENDURU atau menyebut RON KENDURU. Agak mirip Ganggeng Kanyut tetapi relatif susunannya lebih teratur dan rapi. Tuahnya berkisar pada kewibawaan dan rejeki. Baik digunakan untuk pengusaha yang punya banyak anak buah. Tergolong pamor pemilh.
 
Pamor Mayang Mekar

MAYANG MEKAR.
Bentuknya indah sekali seperti daun Seledri, tuahnya memperlancar pergaulan dan dikasihani orang sekeliling. Beberapa diantaranya malah bertuah memikat lawan jenis. Tergolong pamor pemilih.
 
Pamor Wiji Timun

WIJI TIMUN.

Menyerupai biji ketimun. Hampir sama dengan pamor Uler Lulut tetapi lebih kecil dan lonjong. Tuahnya juga untuk mencari jalan rejeki. Ada sedikit unsure kewibawaan. Baik untuk pedagang maupun untuk pengusaha. Pamor ini agak pemilih.
 
Pamor Kenongo Ginubah

KENONGO GINUBAH.

Tuahnya menarik perhatian orang. Pergaulannya baik dan diterima digolongan manapun. Tetapi pamor ini termasuk pemilih.
 
Pamor Walang Sinuduk

WALANG SINUDUK.

Bentuknya mirip dengan satai belalang. Posisi belalang-belalangnya bisa miring kekiri, bisa kekanan. Tuah utamanya mempengaruhi orang lain. Wibawanya besar sehingga baik dimiliki oleh pemuka masyarakat, guru, pemimpin politik. Tergolong pamor pemilih.
 
Pamor Tumpal Keli

TUMPAL KELI.

Tuahnya baik untuk pergaulan. Bisa menunjang karier karena pemiliknya akan disayang atasan. Termasuk pamor tidak pemilih.
 
Pamor Bendo Segodo

BENDOSEGODO.

Bentuknya menyerupai bulatan menggumpal dari bawah keatas. Tuahnya untuk jalan rejeki dan pergaulan serta ketentraman rumah tangga. Tergolong tidak pemilih.
 
Pamor Melati Sinebar

MELATI SINEBAR.

Mirip pamor Tetesing Warih, merupakan bulatan bersusun rangkap tiga atau lebih tetapi bulatannya tidak sempurna betul dengan garis tengah sekitar 1 cm. Tempatnya ditengah bilah dan jarak satu bulatan dengan lainnya sekitar 1 cm atau lebih. Pamor ini tergolong tidak pemilih dan tuahnya untuk mencari rejeki.
 
Pamor Manikem

MANIKEM.

Tergolong pamor langka dan hanya dijumpai dikeris muda terutama tangguh Madura. Bentuknya mirip Melati Rinonce atau Melati Sato-or tetapi garis penghubung antar bulatan-bulatannya lebih gemuk, lebih lebar. Sedangkan bulatannya juga lebih lebar dibandingkan Melati Rinonce, bahkan ada yang hampir menyentuh tepi bilah. Tergolong tidak pemilih dan bertuah memudahkan mencari rejeki.
 
Pamor Sekar Kopi

SEKAR KOPI.

Ditengah bilah ada pamor yang menyerupai garis tebal dari sor-soran sampai dekat ujung bilah. Dikiri kanan garis tebal ini terdapat lingkaran-lingkaran bergerombol atau berkelompok. Satu kelompok terdiri dari dua atau tiga lingkaran menempel pada garis tebal seolah-olah biji kopi menempel pada tangkai bijinya. Tuahnya memperlancar rejeki tergolong tidak pemilih tetapi termasuk pamor langka.
 
Pamor Bonang Rinenteng

BONANG RINENTENG.

Ada yang menyebutnya Bonang Sarenteng, agak mirip dengan pamor Sekar Kopi tetapi bulatannya hanya satu. Boleh dikiri-kanan secara simetris atau selang seling. Baik Bonang Rinenteng ataupun Sekar Kopi, bulatannya seperti pusaran di pamor Udan Mas. Tergolong tidak pemilih dan memudahkan mencari rejeki.
 
Pamor Jung Isidonya

JUNG ISI DUNYA.
Bentuknya mirip Putri Kinurung. Bedanya bulatan-bulatan kecil yang terdapat pada “kurungan” bulatan relatif lebih besar. Ada juga yang bentuknya sepintas mirip pamor Bendo Segodo. Tuahnya untuk “menumpuk” kekayaan dan tidak pemilih.
 
Pamor Wulan Wulan

WULAN-WULAN.

Di Jawa Timur disebut Bulan-Bulan. Mirip Melati Sinebar atau mirip Bendo Segodo. Bedanya pada pamor Wulan-Wulan , bagian tengahnya berlubang jelas. Tuahnya memudahkan mencari jalan rejeki dan mengikat langganan. Sering disimpan ditoko atau warung.
 
Pamor Tunggak Semi – Bawang Sewungkul

TUNGGAK SEMI.

Pamor ini terletak ditengah Sor-soran, bentuk seperti tampak digambar samping. Berkombinasi dengan pamor Wos Wutah. Tuahnya untuk mendapatkan rejeki walau bagaimanapun kecilnya. Tidak termasuk pamor pemilih.
   
BAWANG SEBUNGKUL.

Bentuknya memang mirip bungkul bawang, berlapis-lapis. Paling sedikit ada lima lapisan dan terletak di sor-soran. Tuahnya dibidang rejeki , untuk pengembangan modal. Cocok untuk orang yang bekerja di Bank dan pengembangan modal. Tidak pemilih.
 
Pamor Udan Mas

UDAN MAS.

Pamor ini banyak dicari orang, terutama pedagang dan pengusaha. Bentuknya merupakan pusaran atau gelang-gelang berlapis, paling sedikit ada tiga lapisan. Letaknya ada yang beraturan dan ada yang berserakan. Pamor ini sering pula berkombinasi dengan Wos Wutah atau Tunggak Semi. Manfaatnya untuk mencari rejeki dan tidak pemilih.
 
Pamor Sisik Sewu

SISIK SEWU.

Seperti gambar sisik ikan, tetapi bila diperhatikan seperti pamor Udan Mas menggumpal menjadi satu, namun pamor ini kurang begitu dikenal, mungkin karena memang jarang. Selain untuk rejeki juga untuk meningkatkan wibawa. Cocok bagi pengusaha dengan banyak karyawan.
 
Pamor Putri Kinurung

PUTRI KINURUNG.

Bentuknya menyerupai gambaran danau dengan tiga atau lebih “pulau” ditengahnya. Letaknya ditengah sor-soran. Tuahnya untuk memudahkan mencari rejeki dan mencegah sifat boros. Bisa diterima dikalangan manapun. Tidak pemilih.
 
Pamor Gumbolo Geni

GUMBOLO GENI.
Sering juga disebut “Gumbolo Agni” atau “Gumbolo Gromo”. Letaknya ditengah sor-soran dan gambarnya seperti “binatang Kala” dengan posisi ekor seperti menyengat. Tuahnya baik, wibawanya besar dan bisa untuk “singkir baya”, baik dimiliki oleh pimpinan sipil ataupun militer. Termasuk pamor pemilih.

TANGKIS.
Panamaan dari pamor yang hanya terdapat pada satu sisi saja dan sisi lain tanpa pamor alias kelengan, kadang kalau pamor atau bentuk bilah berlainan kiri-kanan sering juga disebut pamor Tangkis. Namun ini harus diperhatikan juga apakah memang tidak ada pamornya ataukah sudah hilang karena terkikis atau aus. Kalau karena aus maka ini bukan pamor Tangkis. Tuahnya menolak wabah penyakit.
PENGAWAK WAJA.
Ini istilah untuk keris TANPA pamor sama sekali. Pada keris muda, Pengawak Waja memang tidak diselipi bahan pamor, tetapi pada keris tua masih mengandung bahan pamor walau tidak kelihatan karena penempaan dibuat ratusan kali bahkan ribuan kali lipatan sehingga sudah menyatu dan luluh bilahnya. Hanya tampak seperti urat halus atau serat saja.
Tuahnya susah dibaca, hanya mereka yang mengetahui ilmu esoteri saja yang bisa membaca. 

TRIMAN.
Ada yang menyebut Pamor TARIMO, mirip sekali dengan WOS WUTAH, tetapi agak rapat dan pamor ini tiba tiba berhenti ditengah bilah, kadang hanya ada di sor-soran saja. Pamor ini sesuai untuk yang berusia lanjut, pensiunan dan tidak lagi memikirkan soal duniawi. Baik juga dipunyai oleh yang bersifat brangasan, suka marah tetapi kurang baik dipunyai oleh mereka yang masih aktif bekerja.
 
Pamor Triman dan Andha Agung

ANDHA AGUNG.
Mirip pamor Rojo Abolo Rojo tetapi ukurannya relatif lebih kecil. Terletak ditengah bilah biasanya dikelilingi pamor Wos Wutah dan panjang hanya sepertiga atau setengah bilah. Tuahnya menyangkut kederajatan dan kewibawaan. Tergolong pamor tidak pemilih.
KUL BUNTET.
 
Pamor Kul Buntet dan Kuto Mesir

Mirip pamor Batu Lapak, bedanya pusarannya hanya satu dan alurnya melingkar dan secara keseluruhan lebih bulat dibandingkan pamor Batu Lapak. Tuahnya hampir sama dengan Batu Lapak tetapi Kul Buntet punya nilai rejeki. Selain menghidarkan bahaya juga menghalangi usaha penipuan. Umumnya pamor ini baik untuk semua orang.
  
KUTO MESIR.
 
Ada yang menyebut “Kutu Mesir” atau “Kutu Masir”. Bentuknya terdiri dari tumpukan gelang gelang tidak begitu bulat tetapi cenderung agak persegi. Letaknya dibagian sor-soran dan tuahnya hampir sama dengan Kul Buntet tetapi fungsi rejeki nya lebih kuat. Biasanya dicari pedagang, pengusaha dan pejabat tinggi. Pamor ini sering dikombinasi dengan pamor lain seperti Wos Wutah dan Tunggak Semi.
 
Pamor Dan Riris

DAN RIRIS.
Ada yang menyebut Udan Riris, ada yang penuh dari sor-soran sampai ujung bilah, ada yang “mengisi” sebagian bilah saja. Walau bentuknya tidak seindah pamor Nogorangsang namun umumnya tuahnya lebih kuat. Selain kewibawaan dan kepemimpinan ada fungsi untuk menolak guna-guna. Pamor ini pemilih.
 
Pamor Reged Banyu

REGED BANYU.
Pamor ini ada yang menghias seluruh bilah, ada yang sebagian saja, tidak dari sor-soran keujung bilah. Tuahnya untuk melindungi si pemilik dari musibah mendadak. Bahasa Jawanya “Singkir Baya” atau “Tulak Bilahi”. Pamor ini tidak pemilih.
 
Pamor Rojo Suleman dan Batu Lapak

ROJO SULEMAN.
Ada yang menyebut pamor Nabi Sulaiman. Banyak pula yang mengatakan ini adalah rajanya pamor. Letaknya ditengah sor-soran. Tuahnya memang merupakan kumpulan dari hal-hal yang baik, positip. Menghindari bahaya dan mencari jalan rejeki, wibawanya kuat, disayang dan disegani orang disekilingnya. Namun pamor ini punya sifat “memilih”.

BATU LAPAK.
Bentuknya menyerupai pusaran yang melingkar-lingkar, biasanya lebih dari lima. Letaknya di sor-soran tengah. Tuahnya “Singkir Baya”. Baik untuk anggota Militer ataupun orang biasa. Berkhasiat bagi yang mempelajari kekebalan, bela diri. Pamor tidak memilih.
 
Pamor Sirat dan Tunggul Wulung

SIRAT.
Kadang disebut “Teja Bungkus” atau “Bima Bungkus”, baik dipegang oleh mereka yang punya posisi pimpinan karena factor wibawa, kepemimpinan dan disayang anak buah.
 

TUNGGUL WULUNG.
Yang baik kalau pamor Tunggul Wulung ini merupakan pamor tiban. Bentuknya mirip gambar anak yang sangat sederhana, hanya kepala, tangan dan kaki dan menempati daerah blumbangan. Tuahnya menolak berbagai macam penyakit dan tidak memilih tetapi pemiliknya harus berperi-laku baik, tak boleh menyeleweng. Tergolong pamor langka.
 
Pamor Lintang Kemukus

LINTANG KEMUKUS.
Disebut juga “Kukus Tunggal”, bentuknya seperti Sodo Saler, hanya dibagian sor-soran pamor ini menggumpal. Gumpalan ini boleh berupa Benang Setukel atau Tunggak Semi atau Wos Wutah atau juga Bawang Sebungkul. Selain dipercaya membawa rejeki juga untuk ketenaran dan menambah wibawa. Tidak pemilih.
 
Pamor Pancuran Mas
PANCURAN MAS.
Banyak dicari pedagang dan pengusaha karena dipercaya membawa keberuntungan bagi pemiliknya, lagipula tidak pemilih. Bentuknya mirip Sada Saler tetapi dibagian ganjanya tepat diujung Sada Saler pamornya seperti bercabang dua.
 
Pamor Sada Saler

SADA SALER.
Arti harfiahnya Lidi Sebatang, bentuknya sesuai dengan namanya. Berupa garis lurus membujur sepanjang bilah. Tuahnya ada yang untuk menambah kewibawaan, ketenaran (populeritas) atau keteguhan iman dan pamor ini cocok untuk semua orang.  
Pamor Wengkon

WENGKON.
 Ada yang menamakan pamor Tepen. Bentuknya mirip bingkai (wengkon artinya bingkai). Tuahnya untuk perlindungan, ada yang untuk menghindari dari godaan, ada yang memperbesar rasa hemat dan ada yang untuk menghindari dari guna-guna.  
Pamor Kudung

KUDHUNG.
  Pamor ini selalu terletak diujung bilah dan tuahnya seperti namanya untuk melindungi pemiliknya dari serangan guna-guna dan perlindungan dalam situasi darurat. Pamor ini sering digunakan untuk “penunggu rumah”.  
Pamor Satria Pinayungan

SATRIYA PINAYUNGAN.
  Ada dua macam pamor Satriya Pinayungan. Yang pertama pamor pada bagian sor-soran, apa saja bentuknya, bisa Wos Wutah, lalu diatas pamor itu (dekat ujung bilah) terdapat pamor Kudhung.  
Yang kedua, motif pada sor-soran menyerupai Udan Mas tapi bentuknya teratur. Tiga bulatan mendatar diteruskan beberapa bulatan keatas.
Tuahnya sama, membi perlindungan bagi pemiliknya dari perbuatan sirik orang lain. Walau keduanya tidak pemilih tetapi pamor yang pertama lebih cocok untuk mereka yang bekerja di pemerintahan sedangkan yang kedua untuk wiraswasta.  
Untuk yang pertama dianut oleh penggemar keris dari Solo ketimur, sedang kedua oleh penggemar dari Yogya ke barat, mana yang benar tetapi pendapat keduanya diterima oleh sebagian besar penggemar keris.
 
Pamor Badaela 
BADAELA.
Pamor ini tuahnya buruk, ada yang menyebut pamor Bebala. Sebaiknya dilarung saja sebab pemiliknya akan kena pindah, dicurigai serta menerima akibat buruk pekerjaan orang lain  
Pamor Segara Wedi

SEGARA WEDHI. 
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Gurun Pasir. Namun sifat tuahnya bukan berarti “kering kerontang” atau “gersang” melainkan justru baik. Menurut banyak orang tuahnya mudah mendapatkan rejeki. Mirip Udan Mas tetapi bulatannya lebih kecil dan lebih banyak serta tersebar diseluruh permukaan bilah. Pamor ini tergolong tidak pemilih.
 
Pamor Untu Walang 
UNTU WALANG.
Arti harafiahnya “Gigi Belalang”, tuahnya menambah kewibawaan seseorang. Dituruti kata katanya dan pamor ini tergolong pemilih, hanya orang yang punya kedudukan cukup tinggi bisa cocok. Untuk guru dan pendidik biasanya juga cocok.  
Pamor Tundung dan Endas Waja

TUNDUNG.
Tergolong pamor yang buruk tuahnya. Sipemilik akan sering pindah rumah atau diusir oleh sesuatu sebab. Rumahtangga tidak tentram dan dijauhi rejeki. Sebaiknya dibuang saja.    
ENDAS BAYA.
Tuahnya buruk, sipemilik sering dapat musibah karena tingkah lakunya sendiri. Sebaiknya dibuang saja karena siapapun pemakainya akan selalu sial.  
Pamor Dadung Muntir

DHADHUNG MUNTIR.
Mirip Sada Saler tetapi “garis” ditengah bilah mempunyai motif seperti pilinan tambang atau dhadhung. Tuahnya sama dengan Sada Saler, menyangkut kewibawaan, keteguhan hati. Pamor ini banyak terdapat pada keris buatan Madura dan tergolong pamor pemilih.  
Pamor Rahtama

RAHTAMA.
Terletak dibagian sor-soran merupakan pamor tiban diantara pamor dominan seperti Wos Wutah dan Ngulit Semangka. Baik sekali jika diberikan pada suami-istri yang baru menikah dengan harapan agar memperoleh anak yang soleh dan berbudi luhur.  
Pamor Pusar Bumi

PUSAR BUMI.
Disebut juga Puser Bumi. Bentuknya mirip Udan Mas tetapi dengan skala yang jauh lebih besar, minimal sebesar koin limapuluh rupiah dan kadang sampai 8 cm, terutama pada bilah tombak. Pamor ini tergolong pamor miring, merupakan lingaran yang berlapis dan bukan melingkar seperti obat nyamuk, tuahnya baik tetapi pemilih dan tidak semua orang “kuat” memilikinya. Umumnya dipercaya sebagai pamor yang baik untuk menjaga rumah.  

LINTAS MAS.
Letaknya dibagian tengah sor-roran, paling sedikit jumlah pusaran-pusarannya ada lima buah. Baik untuk berdagang terutama perhiasan. Pamor ini pemilih dan tuahnya hanya bisa dirasakan oleh yang cocok saja.  
Pamor Sada Saler

SODO SALER.
Bentuknya merupakan garis lurus dari sor-soran keujung bilah. Tuahnya untuk kewibawaan dan keprajuritan serta meneguhkan dalam mencapai cita-cita, baik untuk militer atau yang berambisi mencapai sesuatu cita-cita. Tergolong pemilih.  
 
NUR.
Letaknya ditengah sor-soran, mirip huruf S. tuahnya baik terutama untuk guru, pemimpin atau orang yang dituakan serta wibawanya besar, punya sifat pelindung dan tempat bertanya orang lain. Sifatnya pemilih, untuk yang masih “muda” umumnya kurang kuat.  
Pamor Sekar Susun

SEKAR SUSUN.
Hampir seperti Melati Rinonce tetapi ukuran bunganya lebih besar. Bentuk bunga seperti bulatan pada pamor Bendo Segodo. Memudahkan dalam mencari rejeki dan tidak pemilih. Hanya ditemukan pada keris keris yang relatif muda.

Gratisan

 
// Bawah ini Script Tulisan tak bisa dicopy paste