Pages

Bagaimana Mengelola Penghasilan?

Jika Kita berkunjung ke Mall atau pusat perbelanjaan pada awal bulan, dan kita perhatikan pengunjungnya, akan terasa beda dengan jumlah pengunjung di akhir bulan. Di masyarakat, kita kenal juga istilah tanggal muda dan tanggal tua. Di tanggal muda, kondisi keuangan sedang banyak-banyaknya, sedangkan tanggal tua, kantong sedang tipis-tipisnya. Sehingga wajar jika mall dan Pusat perbelanjaan ramai pengunjung pada awal bulan, karena masyarakat kita yang sebagian besar adalah orang gajian, menikmati hasil jerih payah mereka untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka di tempat-tempat perbelanjaan. Dan di akhir bulan, tidak jarang kita temui orang-orang yang sibuk kesana kemari mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak yang mengeluh bahwasanya uang gaji mereka cuma sekedar numpang lewat saja. Mungkin kejadian ini bisa mengenai teman, tetangga atau saudara kita sendiri. Atau bahkan mungkin juga diri kita sendiri?

Mungkin kita atau mereka beralasan bahwa gaji yang diperoleh terlalu kecil sehingga cepat habis. Tapi ternyata ketika gaji naik, ternyata pengeluaran juga bertambah. Kenapa bisa terjadi? Ternyata masalahnya bukan pada pemasukan, tapi pada pengeluaran.
Uang yang kita keluarkan sehari-hari secara garis besar digunakan untuk membiayai dua hal yaitu kebutuhan dan keinginan . Sebenarnya kebutuhan kita tidak terlalu besar dan relatif tetap jumlahnya perbulan. Misal untuk makan, minum, pakaian, membayar cicilan rumah, tagihan listrik, tagihan air dsb. Sedangkan keinginan jumlahnya bisa banyak sampai dengan tak terhingga. Dan celakanya, semakin besar penghasilan, semakin besar pula keinginan kita. Dan kutukan tanggal tua dan tanggal muda itu akan terus menimpa kita.

Menurut Ustadz Zaenuddin M.Z, intinya adalah pengendalian diri. Pendapat itu betul sekali. Yang jadi pertanyaan, apakah pengendalian diri itu ada strateginya? Jawabannya ada. How?
Tung Desem Waringin dalam bukunya “Financial Revolution” mengatakan bahwa kita harus belajar menyisihkan penghasilan kita semenjak awal. Karena biasanya kita cenderung menyisihkan penghasilan kita di awal bulan. Setelah terpakai untuk beli ini dan itu, sisanya kita tabung atau disisihkan. Untuk segera mewujudkan itu sebainya kita mencoba menyisihkan penghasilan kita berapapun penghasilan kita. 

Tung Desem Menyarankan bahka kita sisihkan
-minimal 10% penghasilan untuk diinvestasikan dalam investasi yang aman (misalnya tabungan jangka panjang yang tidak diambil-ambil),
- minimal 20% disisihkan untuk cadangan 5-6 bulan biaya hidup atau diinvestasikan dalam investasi yang bertumbuh, dan maksimal
-70% silahkan dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan.
Saya mencoba memodifikasi rumus tadi untuk keperluan sendiri dengan cara menyisihkan 32,5% dari penghasilan. Perinciannya yaitu
-10% disimpan dalam tabungan/ investasi unit link dsb,
-10% digunakan untuk biaya melanjutkan pendidikan,
-10% digunakan untuk bisnis/ pengembangan bisnis,
-2,5% untuk zakat penghasilan.
Sedangkan sisanya 67,5% digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dengan rumusan sbb: (kita jadikan 67,5% itu dalam 100%)
- 50% untuk biaya hidup/rumah tangga misal: Makan, pakaian, telepon, listrik, PAM, Transpot dsb
- 20% untuk biaya hutang atau cicilan. Misal rumah, kartu kredit, kendaraan
-10% untuk dana sosial, misal undangan, infak dsb.
- 20% untuk membeli barang-barang kebutuhan, misal furniture dsb.

Banyak orang yang menyepelekan alokasi asset, karena biarpun kecil, tapi apabila dilakukan dalam jangka waktu lama secara rutin maka hasilnya akan berlipat ganda dan sangat besar. Sebagai contoh misal kita menabung di bank secara rutin tiap bulan dan uang tersebut tidak kita ambil dalam jangka waktu panjang, misal 20 tahun. Dengan prinsip bunga berbunga maka akan didapatkan hasil kurva eksponensial, dimana pada awalnya kenaikan akan terasa sedikit, ternyata di penghujung waktu akan melonjak menjadi besar sekali. Sebagai contoh misal kita menabung di Bank X dengan bunga 10% pertahun (kebetulan 

Saya menggunakan bank syariah yang menerapkan bagi hasil), dan bunga itu masuk ke pokok sehingga tahun depan dibungakan lagi dan demikian seterusnya. Apalagi ditambah kita rutin menabung setiap bulan maka setelah mencapai masa 20 tahun, akan terasa pelonjakan nilai uang kita. Akan lebih cepat lagi bila kita menanam uang tersebut dalam bentuk investasi semisal Unit Link. Oleh karena itu tidak salah bila Albert Einstein mengatakan bahwa ”Bunga berbunga adalah keajaiban dunia yang ke-8”.

Sedangkan alokasi untuk usaha bisa kita gunakan untuk eksperimen usaha bagi pemula atau pengembangan usaha bagi yang sudah memulai usaha. Sehingga ketika usaha tersebut belum berjalan dengan semestinya, operasional sehari-hari tidak terganggu karena kita sudah terbiasa untuk hidup dengan 67,5% penghasilan kita.
10% alokasi yang digunakan untuk pendidikan adalah investasi dalam bentuk ilmu. Karena 

ilmu apabila diamalkan akan semakin bertambah ilmu tersebut disamping kita mendapatkan pahala belajar dan mengamalkan ilmu. Selain itu ada kemungkinan penghasilan atau gaji kita meningkat dengan tambahan ilmu atau pendidikan yang kita miliki.
Dan sebagai ummat Muslim, Saya mencoba untuk berdisplin membayar 2,5% zakat penghasilan yang disisihkan tiap bulan untuk membersihkan harta yang Saya miliki. Silahkan dipilih lembaga zakat yang kita percaya.
Pertanyaannya :Sudah siapkah anda merancang strategi kehidupan?

disarikan dari berbagai sumber

Gratisan

 
// Bawah ini Script Tulisan tak bisa dicopy paste